Minat warga Kabupaten Garut untuk ikut program transmigrasi cukup tinggi. Berdasarkan catatan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakersostrans) Kabupaten Garut, tahun 2016 ini sebanyak 15 kepala keluarga (KK) asal Garut diberangkatkan untuk bertransmigrasi ke dua daerah di Indonesia, yaitu Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah, dan Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan.
“Kuota yang disediakan sangat terbatas, hanya 15 KK saja, tapi minat warga Garut yang ingin berangkat cukup banyak. Oleh karena itu, ada proses seleksi sebelum menjadi transmigran,” ujar Kepala Disnakersostrans Kabupaten Garut, Elka Nurhakimah, Senin (28/11).
Menurut Elka, pemberangkatan para transmigran asal Garut tersebut terbagi dalam dua waktu yang berbeda. Pada November ini, tuturnya, lima KK diberangkatkan ke lokasi.transmigran di Kabupaten Kapuas. Sementara 10 KK sisanya akan berangkat ke Kabupaten Musi Banyuasin pada Desember mendatang.
Dituturkan, sebelum menentukan lokasi , transmigrasi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut terlebih dahulu melakukan pemantauan ke calon daerah tujuan. Faktor sosial dan geografis wilayah sangat diperhitungkan dalain penentuan lokasi transmigrasi ini.
Sesuai geografis
Dikatakan Elka, sebenarnya pemerintah pusat’ memberikan banyak wilayah untuk dijadikan lokasi transmigrasi. Kendati begitu, Pemkab Garut tidak bisa ikut semua di dalam. Harus dipilih bagaimana kondisi geografisnya.
“Karena warga Garut mayoritas muslim, kami pun memilih sebuah wilayah yang jumlah penduduk muslimnya banyak. Kami ingin warga yang turut di program ini benar-benar bisa berkembang,”tuturnya.
Elka menambahkan, kuota transmigrasi dari pemerintah setiap tahunnya selalu digunakan warga yang ingin bertransmigrasi. Pada umumnya, alasan mereka turut serta dalam program pemerintah itu adalah untuk meningkatkan taraf hidup.
“Para transmigran ini mendapatkan sejumlah fasilitas dari pemerintah, mulai dari diberikannya lahan seluas dua hektare (ha), rumah berikut pekarangan yang luas, hingga jaminan hidup (jadup) berupa sembako selama satu tahun,” paparnya.
Meski begitu, Elka juga mengingatkan bahwa untuk menjadi sukses saat berada di daerah transmigrasi tidaklah mudah. Diperlukan keuletan dan kerja keras dari seorang transmigran dalam mengolah lahan pertanian yang diberikan pemerin-tah.
“Ada banyak transmigran asal Garut yang sukses di daerah baru. Namun semua itu tidak mudah,” jelasnya.
Menurut Elka, pemerintah menerapkan kebijakan yang ketat dalam pelaksanaan program transmigrasi ini. Pasalnya, kesempatan bertransmigrasi ke luar Pulau Jawa kerap dimanfaatkan oleh warga yang tidak bertanggungjawab.
“Kuota yang disediakan sangat terbatas, hanya 15 KK saja, tapi minat warga Garut yang ingin berangkat cukup banyak. Oleh karena itu, ada proses seleksi sebelum menjadi transmigran,” ujar Kepala Disnakersostrans Kabupaten Garut, Elka Nurhakimah, Senin (28/11).
Menurut Elka, pemberangkatan para transmigran asal Garut tersebut terbagi dalam dua waktu yang berbeda. Pada November ini, tuturnya, lima KK diberangkatkan ke lokasi.transmigran di Kabupaten Kapuas. Sementara 10 KK sisanya akan berangkat ke Kabupaten Musi Banyuasin pada Desember mendatang.
Dituturkan, sebelum menentukan lokasi , transmigrasi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut terlebih dahulu melakukan pemantauan ke calon daerah tujuan. Faktor sosial dan geografis wilayah sangat diperhitungkan dalain penentuan lokasi transmigrasi ini.
Sesuai geografis
Dikatakan Elka, sebenarnya pemerintah pusat’ memberikan banyak wilayah untuk dijadikan lokasi transmigrasi. Kendati begitu, Pemkab Garut tidak bisa ikut semua di dalam. Harus dipilih bagaimana kondisi geografisnya.
“Karena warga Garut mayoritas muslim, kami pun memilih sebuah wilayah yang jumlah penduduk muslimnya banyak. Kami ingin warga yang turut di program ini benar-benar bisa berkembang,”tuturnya.
Elka menambahkan, kuota transmigrasi dari pemerintah setiap tahunnya selalu digunakan warga yang ingin bertransmigrasi. Pada umumnya, alasan mereka turut serta dalam program pemerintah itu adalah untuk meningkatkan taraf hidup.
“Para transmigran ini mendapatkan sejumlah fasilitas dari pemerintah, mulai dari diberikannya lahan seluas dua hektare (ha), rumah berikut pekarangan yang luas, hingga jaminan hidup (jadup) berupa sembako selama satu tahun,” paparnya.
Meski begitu, Elka juga mengingatkan bahwa untuk menjadi sukses saat berada di daerah transmigrasi tidaklah mudah. Diperlukan keuletan dan kerja keras dari seorang transmigran dalam mengolah lahan pertanian yang diberikan pemerin-tah.
“Ada banyak transmigran asal Garut yang sukses di daerah baru. Namun semua itu tidak mudah,” jelasnya.
Menurut Elka, pemerintah menerapkan kebijakan yang ketat dalam pelaksanaan program transmigrasi ini. Pasalnya, kesempatan bertransmigrasi ke luar Pulau Jawa kerap dimanfaatkan oleh warga yang tidak bertanggungjawab.
Sumber :
Sorot Indonesia. 2016. Minat Warga Kabupaten Garut Ikut Program Transmigrasi. Diakses tanggal 09 Desember 2016. Link ; http://sorotindonesia.com/2016/12/09/minat-warga-kabupaten-garut-ikut-program-transmigrasi/
Sorot Indonesia. 2016. Minat Warga Kabupaten Garut Ikut Program Transmigrasi. Diakses tanggal 09 Desember 2016. Link ; http://sorotindonesia.com/2016/12/09/minat-warga-kabupaten-garut-ikut-program-transmigrasi/