Sumber ; http://www.tabloidbintang.com |
Toton Januar terpilih sebagai salah satu pemenang 2016/17 International Woolmark Prize, penghargaan yang diadakan oleh pemegang pemasaran wol di seluruh dunia, untuk bagian Asia pada pertengahan Juli lalu. Kemenangan ini membuat Toton Januar menjadi desainer Indonesia pertama yang berhasil meraih penghargaan di ajang fashion internasional tersebut.
"Alhamdulillah pas kemarin kita pertama kali ikut, nggak nyangka juga salah satu dari Indonesia menang," ungkap Toton Januar ketika ditemui tabloidbintang.com dalam gelaran Jakarta Fashion Week (JFW) 2017 di Senayan City, Jakarta akhir Oktober lalu. Untuk koleksi fashion di perlombaan tersebut, Toton Januar memadukan bahan Merino Wol dari Australia dengan teknik asal Garut, Indonesia.
"Alhamdulillah pas kemarin kita pertama kali ikut, nggak nyangka juga salah satu dari Indonesia menang," ungkap Toton Januar ketika ditemui tabloidbintang.com dalam gelaran Jakarta Fashion Week (JFW) 2017 di Senayan City, Jakarta akhir Oktober lalu. Untuk koleksi fashion di perlombaan tersebut, Toton Januar memadukan bahan Merino Wol dari Australia dengan teknik asal Garut, Indonesia.
Baca juga : Membawa Kerajinan Bambu ke Pasar Dunia
"80% bahan dari Merino wol. Aku berpikir, 'kenapa nggak buat kainnya dengan teknik tradisional?'. Akhirnya, aku bekerja sama dengan penenun di Garut," cetus Toton Januar. Selain mengambil tenun Garut, Toton Januar juga memilih tema daerah Indonesia lain sebagai gambar rancangannya. "Aku membuat proposal koleksi berdasarkan lukisan Gua Leang-Leang di Maros (Sulawesi Selatan). Warnanya bagus banget," tambah desainer asal Makassar ini.
Lukisan Gua Leang-Leang tersebut berasal dari jaman pra-sejarah. Lewat koleksi fashion ini, Toton mencoba menghadirkan ragam sejarah Indonesia. "Aku berpikir Indonesia itu sebetulnya panjang sekali ceritanya. Nggak cuma kerajaan, tapi dari zaman pra-sejarah juga ada," tutur Toton Januar. Rancangan khas Indonesia milik Toton Januar ternyata membuat juri 2016/17 International Woolmark Prize terkesan sehingga ia bisa memenangkan penghargaan tersebut.
Namun, perjuangan Toton Januar belum selesai. Toton Januar sebagai perwakilan Asia masih harus berkompetisi dengan perwakilan daerah lain dalam Grand Final di Paris, Perancis pada Januari 2017.
Lukisan Gua Leang-Leang tersebut berasal dari jaman pra-sejarah. Lewat koleksi fashion ini, Toton mencoba menghadirkan ragam sejarah Indonesia. "Aku berpikir Indonesia itu sebetulnya panjang sekali ceritanya. Nggak cuma kerajaan, tapi dari zaman pra-sejarah juga ada," tutur Toton Januar. Rancangan khas Indonesia milik Toton Januar ternyata membuat juri 2016/17 International Woolmark Prize terkesan sehingga ia bisa memenangkan penghargaan tersebut.
Namun, perjuangan Toton Januar belum selesai. Toton Januar sebagai perwakilan Asia masih harus berkompetisi dengan perwakilan daerah lain dalam Grand Final di Paris, Perancis pada Januari 2017.
Sumber :
Tabloid Bintang. 2016. Cerita Toton Januar Jadi Pemenang 2016/17 International Woolmark Prize. Diakses tanggal 12 November 2016. Link ; http://www.tabloidbintang.com/articles/gaya-hidup/Fashion/52563-cerita-toton-januar-jadi-pemenang-201617-international-woolmark-prize