Kamis, 30 November 2017

Pernah Nyaris Bangkrut, Pasangan dari Garut Ini Sukses Berbisnis Kerajinan Akar Rumput

  Kamis, 30 November 2017
 
Yusuf Nuryana. (Foto : Tribun Jabar)
Garut Update. Sepasang suami istri asal Garut sukses membangun kerajaan bisnisnya. Mereka adalah Yusup Nuryana dan Cucu Mulia dari Desa Hegarmanah, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut.Kerajinan tenun akar wangi mereka produksi laris manis di pasaran.

"Alhamdulillah, pesanan datang dari berbagai daerah di Indonesia," kata Cucu Mulia saat ditemui di gelar produk pelaku usaha binaan Disnakertrans Jawa Barat, Rabu (29/11/2017).Cucu dan suaminya mulai merintis usaha pada tahun 2005 dan mengusung merek Rahayu. Berjalan lima tahun, bisnis pasangan itu berkembang pesat hingga memiliki 24 karyawan.

Produk tenun akar wangi mereka juga sampai menembus pasar luar negeri. Pernah, tiba-tiba cobaan datang. Usaha yang digelutinya nyaris gulung tikar."Kami sempat vakum di tahun 2010, karena kesalahan perhitungan," ujar Cucu Mulia.

Saat itu, mereka tidak bisa memenuhi target pesanan dalam waktu yang ditentukan.Pesanan 1.600 kain tenun akar wangi itu batal dikirim ke Amerika. Peralatan manual yang digunakan membuat pesanan tidak selesai dalam waktu satu bulan.

"Selisih satu minggu baru selesai tapi namanya bisnis harus profesional," kata Yusup Nuryana. Keduanya tidak menyerah begitu saja meski menanggung kerugian. Perlahan-lahan Yusup Nuryana dan Cucu membangun kembali bisnis yang dirintisnya. Barulah di tahun 2015 usaha yang mereka geluti mulai berbuah manis.

Kini, Yusup Nuryana dan Cucu tidak hanya memproduksi tenun akar wangi tapi mulai mengolahnya menjadi berbagai kerajinan.Selain itu, produk mereka juga rutin mengikuti pameran di beberapa daerah di Jawa Barat dan Jakarta.Di stand gelar produk pelaku usaha binaan Disnakertrans Jawa Barat yang berukuran 4 x 3 meter itu, terdapat alat tenun bukan mesin (ATBM).

ATBM itu bentuknya menyerupai kubus dan terbuat dari kayu. Ukurannya kira-kira 1x1 meter, tingginya mencapai 1,5 meter. Benang kapas putih berada di tengahnya sementara di bawahnya terdapat benang hitam. Helaian akar wangi ditenun bersama benang-benang itu menggunakan ATBM.

Dalam sehari seorang karyawan mampu membuat tenun akar wangi sepanjang 1,5 meter sampai dua meter. Saat ini, Yusup Nuryana mengaku fokus melayani pasar dalam negeri. Ia tidak mau terjatuh di lubang yang sama seperti sebelumnya. "Untuk ekspor nanti dulu, sengaja ditahan," ujar Yusuf Nuryana. (Tribun Jabar)